Friday, January 9, 2015


Honda CB kali pertama masuk ke Indonesia pada tahun 1937 dengan kode CB 100 kt selain CB 100 dirpoduksi pula tipe dengan kapasitas mesin yang lebih besar yaitu 125 CC, 175 CC dan 200 CC. Khusus untuk tipe silinder 175 CC dan 200CC memiliki peforma yang lebih baik karena memiliki silinder ganda. Motor yang dulu menjadi kebanggaan generasi orang tua kita dulu tersebut, kini menjadi kebanggaan sebagian pemuda saat ini yang mengagumi motor Honda satu ini.

Dahulu saat saya melihat kecintaan para pengguna motor Honda CB saya menjadi bingung dan terheran - heran sembari bertanya - tanya tentang alasan yang mendasari mengapa mereka sangat menyukai motor Honda CB.

Setelah menggunakan motor tersebut saya merasakan kebanggaan dan kepuasan tersendiri, apalagi yang sudah di modifikasi sehingga orang lain tidak memiliki tipe yang sama bentuknya. Butuh kerja keras dan kreativitas untuk merakit motor klasik Honda CB yang tidak akan pernah ditemukan di tipe motor terbaru manapun di Indonesia.

Motor Honda CB dulu memang pernah mengalami kejayaan pada tahu 1973 hingga 1980 an. Sekarang tampaknya " kejayaan masa lalu " itu ingin dibangun lagi, hal itu bukan dilakukan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM) Honda namun dilakukan oleh kumpulan para pemuda Indonesia yang memiliki kreativitas tinggi untuk berkarya.

Kolektor motor tua dan para modifikator ingin mencoba "menghidupkan" kembali kejayaan Honda CB di komunitas motor tua. Sejarah dan eksistensi motor Honda Indonesia memang tak luput dari suksesnya Honda CB yang dulu pernah dijual PT. Federal Motor (Sebelum menjadi PT. Astra Honda Motor).

Bagi mereka yang sudah berusia diatas 45 Tahun, jamaknya punya cerita manis bersama Honda CB ini di masa lalu. Mengendarai Honda CB bagi saya sekarang seperti mengenang masa - masa orang tua dan coba mengerti arti sejarah di dunia Otomotif.

Mengendarai Honda CB di masa kini memerlukan saling pengertian antara pengendara dengan pengedaran lainnya. Dalam kata lain pemilik Honda CB harus mengerti situasi dan kondisi motor tersebut setiap saat.

Saya juga merasakan tingginya rasa solidaritas para pemilik Honda CB yang mungkin tidak dimiliki pengguna sepeda motor yang lainnya. Salah satu contoh-nya pengendara Honda CB selalu menyempatkan menyapa sesama pengendara motor Honda  CB setiap kali bertemu di jalan walaupun tidak saling mengenal dan juga tida memandang usia, asal, maupun kedudukan.

Ketika saya melakukan perjalan pada malam hari  dan lampu Honda CB saya mati,  saat ada pengendara Honda CB lain yang lewat kemudian menyapa dan kami saling berkenalan. Kebetulan orang tersebut adalah mekanik serta melihat lampu motor saya mati, kami pun berhenti lalu diapun memperbaikinya dengan sukarela.

Pada saat itu pengendara tersebut tidak membawa alat - alat mekanik maka dia menghubungi temannya kemudian mampir dirumah temannya tersebut untuk meminjam peralatan agar dapat memperbaiki lampu depan Motor Honda CB saya.



Ady Aziz Syabanudin  

0 comments:

Post a Comment

  • Twiiter Gua




  • Like Nyok